menu

Sabtu, 07 Juni 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Pendidikan Seni Sebagai Alat Bukan Sebagai Tujuan

Seni merupakan cipta, rasa dan karsa yang memiliki nilai keindahan. Seni juga dapat diartikan sebagai  suatu imajinasi seseorang. Pendidikan seni sekarang ini mengarah pada pendidikan seni sebagai alat. Pendidikan seni bukan sebagai tujuan. Maksud dari kedua pernyataan ini adalah pendidikan seni itu merupakan pendidikan yang mengarah sebagai alat untuk mencapai tujuan. Bukan pendidikan sebagai tujuan namun pendidikan seni sebagai alat untuk mencapainya tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1.      Pendewasaan Diri
2.      Pematangan Kemampuan
3.      Pematangan Keterampilan
4.      Pematangan Kesiapan
Dari keempat tujuan tersebut, pendidikan seni diharapkan mampu menjadi alat untuk menjembatani agar tercapainya tujuan tersebut. Sekali lagi ditekankan bahwa, pendidikan seni bukan sebagai tujuan, namun pendidikan seni sebagai alat untuk mencapai tujuan. Memang tidak mudah untuk mencapai tujun yang ingin dicapai, namun tujuan tersebut dapat tercapai dengan melaksanakan proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan dalam suasana yang menyenangkan, menggairahkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemanndirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kita sebagai manusia yang dilahirkan dengan memiliki persamaan dan banyak memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya membuat kita sebagai manusia dapat saling menghargai dan menghormati perbedaan yang kita miliki. Perbedaan yang kita miliki seperti perbedaan bakat, minat, pemikiran, dan lain sebagainya. Kita ambil contoh perbedaan bakat dan minat. Setiap orang pasti memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada orang yang memiliki bakat dan minat di bidang sains, ada yang di bidang wirausaha, di bidang music, dan bahkan ada juga yang di bidang seni. Untuk lebih menekuni bakat dan minatnya, pastinya setiap orang tersebut ingin lebih mengeksplor lagi kemampuaannya di tempat yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Kita ambil saja salah satu contoh, seseorang yang memiliki bakat dan minat di bidang seni, pastinya orang tersebut akan lebih memilih tempat yang sesuai dengan bakat dan minatnya agar bakat dan minatnya lebih terasah lagi. Dalam menempuh pendidikannya sesuai dengan bakat dan minatnya, seseorang disini harus benar-benar menghayati setiap proses yang ia jalani. Dalam dunia pendidikan khususnya di bidang seni, seseorang diajarkan banyak hal, tidak hanya diajarkan bagaimana menjadi seorang seniman yang handal, namun seseorang juga diajarkan bagaimana caranya untuk bisa menghayati setiap proses yang ia jalani atau dengan kata lain menjadikan proses tersebut sebagai alat untuk mencapai tujuan. Proses terebut bukan semata-mata untuk dijadikan acuan untuk mencapai tujuan, namun bagaiamana caranya kita sebagai seorang manusia menjadikan proses itu sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika, semua orang berpikiran hal yang sama yaitu berpikir bahwa pendidikan seni bukanlah sebagai tujuan, namun pendidikan seni merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka pendidikan seni itu akan memberikan dampak dari proses yang ia jalani seperti di antaranya, pendewasaan diri, pematangan kemampuan, pematangan keterampilan, dan pematangan kesiapan.
Mengingat nantinya kita akan terjun ke dunia pendidikan sebagai pendidik, kita harus dapat menghargai setiap karya seni yang dibuat oleh siswa berdasarkan imajinasinya masing-masing. Kita tidak boleh membanding-bandingkan pekerjaan seni setiap siswa, karena seperti penjelasan di atas bahwa, setiap manusia lahir dengan memiliki banyak perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Supaya kita tidak dibingungkan dengan karya seni dari masing-masing siswa yang berbeda-beda, kita bisa melihat proses yang dilalui anak. Apakah siswa tersebut bisa lebih baik dari yang kemarin. Namun, hasil akhir juga menjadi kriteria penilaian, tapi hal itu tidak menjadi harga mutlak untuk menilai kreatifitas siswa. Terima kasih.

Oleh: Ketut Andi Prahasta / 1211031024 / PGSD / IV A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar