menu

Sabtu, 07 Juni 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Teknik Cetak Tinggi
  Dengan Motif Yang Tidak Tentu Tapi Tetap Eksotis



(Teknik Cetak Tinggi dengan Menggunakan Wortel)

 (Teknik Cetak Tinggi menggunakan Pelapah Pisang dan Pewarna dari Tinta)

(Teknik Cetak Tinggi menggunakan Pelapah Pisang dan Pewarna Kesumba)

Teknik cetak tinggi merupakan salah satu proses kegiatan mencetak seni grafis yang memanfaatkan bentuk yang paling tinggi yang berasal dari plat klise untuk menghasilkan bentuk karya berupa gambar. Teknik cetak tinggi merupakan proses cetakan yang menggunakan permukaan yang timbul/menonjol dari sebuah benda. Pada cetak tinggi gambar-gambar (huruf-huruf atau pun bentuk-bentuk yang dibuat) merupakan permukaan yang lebih tinggi dari pada unsur-unsur yang tidak tercetak. Tinta yang akan digunakan pada teknik cetak tinggi hanya akan mengenai bagian yaang paling tinggi dari suatu permukaan. Gambar-gambar yang sudah dibentuk akan terlihat pada hasil cetakan, yang mana gambar-gambar tersebut sudah diberi tinta terlebih dahulu. Mencukil atau menoreh bukan satu-satunya teknik untuk membuat acuan cetak tinggi, tetapi masih ada teknik yang lain, yaitu menempel. Cetak tinggi atau cetak timbul merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan bagian yang paling tinggi dari alat cetak. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. Hasil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang timbul pada stempel. Kegiatan cetak tinggi ini sudah dikenal oleh masyarakt luas. Kegiatan cetak tinggi ini sudah diperkenalkan sejak jaman Sekolah Dasar (SD). Pada waktu itu, kegiatan ini menggunakan bahan pewarna yang alami seperti warna hijau didapat dari daun bayam, warna orange didapat dari wortel, warna ungu didapat dari umbi ungu, dan lain sebagainya. Memang warna yang dihasilkan hamper sama dengan pewarna-pewarna buatan yang sering digunakan seperti tinta. Namun, yang  perlu diketahui pewarna  alami  ini hanya bisa ditampilkan hanya sekejap. Bukan karena warnanya mudah luntur, namun jika hasil karya ini didiamkan dengan waktu yang lama maka hasil karya cetak tinggi ini akan dikerumbuni oleh semut, karena pewarna ini mungkin tercium agak manis. Jadi, untuk menghindari hasil karya anda dicari oleh semut, gunakanlah pewarna-pewarna buatan seperti tinta. Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi ini memiliki kerumitan tersendiri, memilki banyak kelebihan. Kedua hal tersebut secara lebih mendalam pada ulasan berikut ini beserta cara pembuatannya.

1.      Cara pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi
Sebelum membahas cara pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi, akan dibahas terlebih dahulu bahan-bahan dan alat-alat yang dipelukan dalam teknik cetak tinggi.
a.       Bahan-bahan:
1)      Kentang/ubi-ubian/wortel, dan lain sebagainya
2)      Pelapah pisang
3)      Tinta/pewarna makanan (kesumba)/pewarna alami
4)      Kertas gambar
b.      Alat-alat:
1)      Pisau/cutter
2)      Bantalan tinta/spons
c.       Cara pembuatan:
1)      Pertama-tama yang harus diperhatikan dalam teknik cetak tinggi adalah bahan-bahan yang akan dijadikan/dicetak. Sebaiknya bahan-bahan tersebut memiliki tekstur yang lembut tidak keras yang bertujuan agar lebih mudah dalam membuat bentuk yang diinginkan. Hal lain juga yang harus diperhatikan adalah usahakan bagian yang akan dibentuk hendaknya memiliki permukaan yang rata. Meskipun permukaan benda tersebut tidak rata kita bisa memotongnya agar dapat menemukan bentuk yang rata. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembentukan dan pada saat penempelan pada tinta kemudian ditempalkan di kertas gambar menimbukan bentuk yang rata dan tidak ada bagian yang terlihat dan tidak.
2)      Dalam membuat cetak tinggi usahakan tidak membentuk melebihi satu tingkat bentukan. Hal ini dikarenakan jika semakin tinggi bentuk cetakan yang dibuat, tetap saja cetakan yang paling akhir atau yang paling tinggi yang dapat digunakan. Cetakan-cetakan yang di bawahnya tidak akan terkena tinta. Jadi, dalam pembentukan cetak tinggi cukup membuat satu tingkatan saja, karena jika membuat lebih dari satu tingkatan akan membuang-buang waktu, tenaga dan lain sebagainya yang nantinya cetakan-cetakan yang di bawahnya tidak akan terkena tinta.
3)      Setelah selesai membentuk bahan yang hendak digunakan, barulah disiapkan bahan-bahan lainnya seperti bantalan tinta beserta tintanya. Tuanglah sedikit demi sedikit tinta ke atas permukaan bantalan tinta. Coba terlebih dahulu di atas kertas gambar yang sudah tidak terpakai untuk menghindari kesalahan. Jika tinta dirasa kurang tebal, tuanglah lagi tinta ke atas permukaan bantalan tinta. Kemudian coba lagi pada kertas gambar yang sudah tidak terpakai. Jika dirasa sudah fix, barulah mencoba pada kertas gambar yang akan dijadikan alas.
4)      Jika menggunakan banyak warna, usahakan warna yang pertama harus kering terlebih dahulu, agar menghasilkan degradasi warna, bukan malah menghasilkan warna baru dari tumpukan warna tersebut. Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi itu merupakan kreatifitas kita sendiri. Terserah kita mau membentuk seperti apa, asalkan ingat dalam cetak tinggi hanya cetakan yang teratas yang digunakan. Jadi, jika membuat beberapa cetakan hanya akan membuang-buang waktu saja.

2.      Kesulitan yang dialami
Kesulitan yang dialami pada saat proses kegiatan cetak tinggi adalah pada saat membuat bentuk pada bahan yang hendak digunakan. Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi itu memerlukan kesabaran yang ekstra. Hal ini dikarenakan jika kita salah memotong bagian, maka secara keseluruhan akan menjadi salah atau tidak berbentuk. Namun, hal ini tidak mengurangi rasa semangat untuk menghasilkan suatu karya seni yang lumayan. Pada saat proses kegiatan, saya sendiri beberapa kali melakukan pengulangan, karena seperti hal yang saya kemukakan tadi yaitu salah memotong bagian. Alhasil saya harus mengulang lagi. Namun, mungkin saja bagi sebagian orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi, mungkin mereka bisa mengakalinya dengan cara merubah bentuk semula.

3.      Manfaat yang diperoleh
Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi memberikan banyak manfaat terhadap pekerja seninya.
1)      Menambah pengetahuan kita terhadap membuat karya seni dengan cara/teknik lain. Dengan teknik cetak tinggi, kita mendapat pengalaman  baru tentang cara membuat karya seni yang menghasilkan suatu karya seni yang tidak kalah menariknya dengan teknik yang lainnya.
2)      Melatih keterampilan dalam mebuat karya seni yang bisa dikatakan “rumit”. Membuat karya dengan teknik cetak tinggi ini melatih kesabaran kita dalam membuatnya yang sebagian orang termasuk saya mersa rumit untuk membuatnya. Namun, meskipun demikian, membuat karya seni dengan teknik cetak tinggi menambah pengetahuan dan melatih kesabaran bagi para pembuat karya seni ini.
3)      Sebagai mahasiswa dapat menambah kreativitas untuk dituangkan lagi kepada anak didik nantinya. Karena, kita sebagai calon guru, tidak hanya harus bisa di bidang akademik saja, namun kita sebagai calon guru juga harus mengasah kemapuan kita dibidang non akademik seperti membuat karya seni yang nantinya akan dituangkan lagi kepada anak didik kita.
Dalam pembuatan karya seni kali ini, saya menggunakan cara yang sedikit berbeda dai biasanya. Cara yang saya gunakan yaitu cetak tinggi. Teknik cetak tinggi sudah dikenal oleh masyarakat luas. Teknik ini sudah saya ketahui sejak  zaman saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun, teknik cetak tinggi itu lama kelamaan hilang dalam benak saya, karena pada waktu SMP sampai SMA teknik ini tidak pernah sekalipun digubris. Namun, saya bersyukur, karena sekarang ini saya mendapatkan mata kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa. Saya bisa membuat karya seni dengan teknik ini lagi. Kali ini saya membuat teknik cetak tinggi dengan menggunakan bahan-bahan seperti di atas yaitu wortel, pelapah pisang, dan lain sebagainya. Saya membuat berbagai macam bentuk. Namun, bentuk yang saya gunakan itu dominan menggunakan bahan dari pelapah pisang. Saya membuat berbagai bentuk dari wortel tersebut. Setelah semua bentuk sudah dibuat, saya mencobakannya ke satu tinta. Kemudian, setelah melihat hasilnya lumayan bagus, saya mencobakannya ke tinta yang berbeda. Pewarna yang saya gunakan adalah pewarna dari tinta dan dari pewarna makanan (kesumba). Perbedaan dari kedua warna ini sangat terlihat jelas. Pewarna yang dari tinta itu menghasilkan warna yang pekat. Sedangkan pewarna kesumba itu menghasilkan warna yang tidak terlalu pekat namun tetap indah. Sebenarnya kedua pewarna ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung kita nya saja, bagaimana cara kita memanfaatkan warna yang ada. Sekian tulisan saya tentang Teknik Cetak Tinggi. Tulisan saya ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya harapkan kritik dan masukan dari semua pihak guna mewujudkan karya tulis yang lebih baik lagi kedepannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Oleh: Ketut Andi Prahasta_1211031024_kls: A/IV_PGSD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar