menu

Senin, 14 April 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa


Air Brush Sederhana
Bermotif Daun Ketela Pohon 


Seni merupakan cipta, rasa dan karsa yang memiliki nilai keindahan. Seni juga dapat diartikan suatu imajinasi seseorang. Pendidikan seni sekarang ini mengarah pada pendidikan seni sebagai alat. Pendidikan bukan sebagai tujuan. Maksud dari kedua pernyataan ini adalah pendidikan seni itu merupakan pendidikan yang mengarah sebagai alat untuk mencapai tujuan. Bukan pendidikan sebagai tujuan namun pendidikan seni sebagai alat untuk mencapainya tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1.      Pendewasaan Diri
2.      Pematangan Kemampuan
3.      Pematangan Keterampilan
4.      Pematangan Kesiapan
Dari keempat tujuan tersebut, pendidikan seni diharapkan mampu menjadi alat untuk menjembatani agar tercapainya tujuan tersebut. Sekali lagi ditekankan bahwa, pendidikan seni buka sebagai tuju8an, namun pendidikan seni sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pendidikan seni memiliki berbagai macam jenis kegiatan di dalamnya. Berdasarkan pengalaman-pengalaman selama mengikuti mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa, ada berbagai macam jenis kegiatan yang dapat menciptakan suatu karya seni yaitu teknik mozaik, teknik montase, dan teknik air brush. Teknik montase dan teknik mozaik sudah dijelaskan pada tulisan terdahulu. Namun, pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas lebih mendalam tentang teknik air brush. Teknik air brush merupakan sebuah teknik seni rupa yang menggunakan tekanan udara untuk menyemburkan cat atau pewarna pada bidang kerja. Sebenarnya teknik air brush ini sudah dikenal oleh masyarakat luas. Dari zaman saya SD sudah mengenal teknik air brush ini. namun, yang menjadi persoalan kali ini adalah warna yang digunakan. Waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya menggunakan pewarna makanan (kesumba) untuk melakukan teknik air brush ini. sebenarnya banyak pewarna yangt bisa digunakan dalam teknik air brush ini bisa pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan, pewarna makanan (kesumba), ataupun menggunakan cat air. Tentunya dari beberapa pewarna yang sudah disebutkian tadi, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tentunya kita harus memilih cermat-cermat pewarna yang akan digunakan baik itu dari segi kemudahan mendapatkan pewarnanya, melihat warna yang dihasilkan, dan lain-lain. Kita tidak hanya melihat dari satu sisi saja, namun kita juga memperhatikan alat-alat lainnya yang digunakan dalam teknik air brush. Alat-alat itu seperti sikat gigi bekas, saringan tepung atau teh, atau bisa juga sisir. Yang perlu diperhatikan dengan cermat adalah pemilihan sikat gigi. Tidak sembarang sikat gigi dapat menghasilkan air brush yang optimal. Menurut pengalaman saya, sikat gigi yang baik digunakan adalah sikat gigi yang bulunya itu tidak mengumpal namun terpisah-pisah menjadi satu-satu helai bulu sikat gigi. Hal ini dikarenakan, agar pada saat penggosokan atau pertemuan antara bulu sikat gigi dengan saringan teh tidak menggumpal ataupun yang lebih parahnya cat air tidak tumpah pada kertas gambar. Selain itu, lebih dianjukan menggunakan saringan teh besi, agar mendapatkanb hasil yang lebih maksimal. Untuk lebih memperjelas tentang teknik air brush, saya akan jelaskan cara pembuatan air brush. Caranya sebagai berikut:
1.      Siapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti :
a.    Pewarna dari makanan atau pun cat air,
b.   Kertas gambar
c.    Pola (dari daun/bunga, dan lain-lain)
2.      Siapkan alat-alat yang diperlukan seperti:
a.    Sikat gigi bekas
b.   Saringan tepung/teh atau sisir
3.    Pertama-tama yang harus dilakukan adalah siapkan kertas gambar. Usahakan permukaan kertas gambar harus bersih agar pada saat teknik air brush warna yang dihasilkan tidak tercampur dengan debu ataupun kotoran, karena hal ini dapat merusak warna yang dihasilkan
4.    Kemudian setelah itu, jika kita mau memberikan latarnya warna, kita dapat lakukan hal tersebut terlebih dahulu sebelum menempelkan pola ke atas permukaan kertas gambar. Namun, jika tidak menginginkan warna pada pola gambar yang disiapkan, langsung saja menempelkan pola dan langsung melakukan teknik air brush. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemberian warna pada latar terlebih dahulu. Jika warna belum kering, tidak boleh langsung ditempelkan pola, karena akan merusak warna yang dihasilka. Pemberian warna kedua (menginginkan degrasi warna yang berbeda) harus menunggu warna pertama kering terlebih dahulu, baru diberikan warna yang kedua.
5.   Teknik air brush lebih baik menggunakan saringan teh yang besi, karena menghasilkan butirn-butiran warna yang lebih kecil dibandingkan jika menggunakan sisir. Berdasarkan pengalaman, jika menggunakan sisir butiran-butiran warna yang dihasilkan lebih besar dan kuran terartur. Dan yang lebih parahnya, warna banyak yang menggumpal pada sisr dan akan mengakibatkan tumpuhan warna pada kertas gambar.
Dari pemaparan di atas tentang tata cara pembuatan karya seni dengan teknik air brush hamper sama dengan yang saya lakukan pada karya seni yang saya ciptakan. Pada teknik air brush kali ini, saya menggunakan pola daun ketela pohon. Langkah pertama yang saya lakukakan  dalam pembuatan karya seni ini adalah memberilakan warna pada latar. Setelah itu menempelkan pola daun ketela pohon. Kemudian menambahakan warna lagi. Jadi tahap pewarnaan ada dua tahapan yaitu yang pertama warna hijau kemudian tahapan kedua memakai warna merah. Percampuran antara warna hijau dan warna merah dapat menghasilkan warna yang agak keunguan. Dalam teknik air brush kali ini, saya mengulang hamper sebanyak empat kali pengulangan. Hanya karena saya kurang teliti saja. Dalam teknik ini yang pertama harus diperhatikan adalah ketelitian. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik air brush kita harus memilih cermat-cermat pewarna yang akan digunakan baik itu dari segi kemudahan mendapatkan pewarnanya, melihat warna yang dihasilkan, dan lain-lain. Kita tidak hanya melihat dari satu sisi saja, namun kita juga memperhatikan alat-alat lainnya yang digunakan dalam teknik air brush. Alat-alat itu seperti sikat gigi bekas, saringan tepung atau teh, atau bisa juga sisir. Yang perlu diperhatikan dengan cermat adalah pemilihan sikat gigi. Tidak sembarang sikat gigi dapat menghasilkan air brush yang optimal. Menurut pengalaman saya, sikat gigi yang baik digunakan adalah sikat gigi yang bulunya itu tidak mengumpal namun terpisah-pisah menjadi satu-satu helai bulu sikat gigi. Hal ini dikarenakan, agar pada saat penggosokan atau pertemuan antara bulu sikat gigi dengan saringan teh tidak menggumpal ataupun yang lebih parahnya cat air tidak tumpah pada kertas gambar. Selain itu, lebih dianjukan menggunakan saringan teh besi, agar mendapatkanb hasil yang lebih maksimal. Tulisan saya ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya harapkan kritik dan masukan dari semua pihak guna mewujudkan karya tulis yang lebih baik lagi kedepnannya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Oleh: Ketut Andi Prahasta_1211031024_kls: A/IV_PGSD



Tidak ada komentar:

Posting Komentar