Bagaimana
Keluarga Menyiasati Teknologi?
oleh Jajang Suryana (Dimuat dalam Bali Post)
@rupasenirupa.blogspot.com
Perkembangan perangkat teknologi
kita rasakan sangat pesat. Jika kita menengok kebelakang, teve dikenal sebagai
“kotak ajaib”. Jaman dulu teve ini hanya dimilki oleh orang-orang tertentu saja
atau orang yang memilki ekonomi menengah ke atas. Bahkan jika kita menengok
kebelakang lagi, ada salah satu alat yang bisa ngomong. Alat itu dianggap kebanyakan
orang sebagai “benda aneh” yang bisa mengeluarkan suara dari dalam benda
tersebut. “benda aneh” itu kita kenal sebagai radio. Menikmati radio hanya
memberikan kepuasan audio saja sedangkan teve dapat memberikan kepuasaan
dua-duanya yaitu audio dan visual. Namun perubahan cara pandang jaman
masyarakat sekarang dengan masyarakat dulu sudah berubah 180 derajat. Kini tidak
hanya teve ataupun radio yang sudah menjadi barang yang sangat mudah ditemui
ditiap-tiap rumah, bahkan sekarang ini sudah mulai merambak yang namanya
computer/laptop. Computer atau laptop saat ini sudah memberikan fasilitas
internet di dalamnya. Jadi sekarang ini tidak hanya orang yang ahli dalam
computer yang dapat menggunakan barang tersebut namun anak-anak jaman sekarang
sudah mahir dalam mengoprasikannya. Tidak jarang acara-acara di teve dapat
menjadi contoh bagi anak-anak dalam melakukan aktivitasnya, melainkan juga
dapat menjadi panutan. Acara teve digemari oleh semua kalangan baik dari
anak-anak sampai kakek nenek. Tak jarang mereka selalu berebut untuk menonton
acara kesukaannya. Banyak para ibu-ibu yang tidak sungkan-sungkan menceritakan
dampak yang ditimbulkan anaknya setiap anaknya menonton acar teve. Beragam
jenis dampak sudah disebutkan oleh para orang tua, mulai dari dampak positif
bahkan juga dampak negative. Namun, yang menjadi pertanyaan kita semua adalah
mengapa dampak itu terus terjadi? Apakah para orang tua tidak pernah peka
terhadap dampak-dampak yang mereka sudah dengar? Dampak positif yang
ditimbulkan tidak menjadi masalah, namun jika dampak negative yang terus
menerus ditimbulkan apakah tidak ada rasa cemas di hati orang tua?
Pertanyaan-pertanyaan ini baiknya menjadi renungan terhadap paraorang tua dalam
menyiasati dampak dari acara teve tersebut.
Beralih dari dampak yang ditimbulkan
dari teve, kita sekarang akan membahas si “kotak elektronik” yaitu computer.
Sekarang ini computer sudah banyak memberikan fasilitas-fasilitas di dalamnya
yang sangat digemari oleh para pengguna. tidak hanya orang yang ahli yang bisa menggunakan
“kotak elektronik: ini melainkan anak-anak kecil jaman sekarang sudah sangat
mahir dalam mengoprasikannya. Fasilitas-fasilitas yang menjadi fokus utama oleh
sebagian orang adalah aplikasi games dan
juga aplikasi internetnya. Dengan memasyarakatnya internet,
menjadi lahan perluasan jenis hiburan, terutama, bagi anak-anak. Dunia maya,
dunia yang dibangun dalam format digital, telah menjadi dunia penikmatan
imajinasi anak-anak. Penemuan teknologi 3D yang semakin sempurna telah menolong
para gamer untuk mengembara mengikuti hayalan para programer aneka jenis
mainan. Yang menjadi prioritas utama dalam pemanfaatan teknologi adalah
memberikan dampak yang baik bukan malah sebaliknya. Banyak software computer dapat mendukung/menunjang proses pembelajaran. Pembelajaran dirancang menjadi
interaktif lengkap dengan gerak (animasi), suara, dan bahkan komunikasi aktif
antara mesin (komputer) dengan pengguna program. Tidak jarang programmer game menyelundupkan aksinya kedalam
pembuatan action figure dari
mainan-mainan yang sudah popular. Hal ini akan sangat menjadi daya tarik yang
luar biasa bagi anak, dan lebih parahnya lagi jika teman sebayanya sudah
mempunyai action figure yang lengkap
maka tak jarang menimbulkan rasa menginginkan hal yang sama. Orang tua tak bisa
menahan hasrat anak-anak untuk secara terus-menerus melengkapi koleksi
benda-benda kesukaan yang kemudian akan menjadi benda kebanggaan anak di antara
lingkungan temannya. Lingkungan teman sebaya telah lebih kuat memberi pengaruh
kepada mereka.
Komentar:
Berdasarkan keterangan di atas yang
mengatakan adanya dampak-dampak yang ditimbulkan dari teve, internet dan juga games. Memang benar, dari penjelasan di
atas sudah sebagian besar terjadi dilingkungan kita. Seperti contoh, teve sudah
sangat digemari oleh anak-anak. Tidak hanya anak-anak yang menggemari/mempunyai
jagoan acaranya, para orang tua juga tidak mau kalah dalam ambil bagian dalam
mempunyari jagoan acara juga. Kita ambil contoh, para ibu-ibu tidak segan-segan
untuk berebut teve demi menonton acara jagoannya. Tidak hanya berhenti disitu
saja, para anak-anak juga menirukan aksi jagoannya dalam acara teve khususnya
kartun. Banyak dampak yang ditimbulkanm seperti jika mereka sedang menonton
acara kesukaannya, tidak boleh ada iklan dan harus berlanjut dan mereka
berlagak seperti tokoh yang ada dalam kartun tersebut, seperti pakaian,
asesoris, dan lain-lain. Namun, yang lebih ironisnya lagi adalah menirukan
“aksi” jagoaanya dalam kehidupan sehari-hari, seperti berkelahi, dan lain-lain.
Dampak yang hampir sama juga ditimbulkan oleh internet/games. Banyak anak-anak sekarang yang lebih senang menghabiskan
waktunya untuk berada di depan layar computer sambil ngebrowsing, game online, dan juga tak jarang dari mereka yang belum
disediakan computer dirumahnya, mereka lebih memilih untuk ke warnet (warung
internet). Mereka lebih senang menghabiskan waktunya di warnet. Saya sering
menemukan jika saya sedang ke warnet, banyak anak-anak kecil yang sudah
nongkrong di salah satu meja warnet. Tak lain dan tak bukan adalah untuk
bermain game online. Dampak yang
sangat menonjol ditimbulkan dari kejadian ini adalah, lupa akan waktu belajar,
lupa akan waktu sekolah, kurang suka bergaul dengan teman sebaya, lebih suka
menyendiri, dan masih banyak dampak lain yang ditimbulkan. Dalam menyiasati
teknologi yang sudah semakin merambak ini, para orang tua tidak bisa bekerja
sendiri untuk menanggulanginya, namun diperlukan adanya kekompakan semua
anggota keluarga dalam menanggulanginya.
Orang tua adalah pengawas, pemilah, dan sekaligus fasilitator bagi kebutuhan
eksplorasi anak. Biarkanlah anak mengurusi dunianya. Orang tua tidak bijaksana
bila turut campur menentukan isi dunia anak. Jadilah wasit yang bertanggung
jawab, yang bisa memfasilitasi lalu lintas imajinasi anak. Bukankah ketika
kita, para orang tua, masih dalam usia anak-anak, kita selalu diberi kebebasan
bermain, dan lahan bermain kita tidak pernah dijarah orang tua kita. Cara
menanggulangi dampak teknologi adalah sebagai berikut:
a. Cara mengatasi kecanduan teve pada
anak:
1. Buat kesepakatan dengan anak dalam
hal menentukan jam menonton tv
Kesepakatan
ini harus benar-benar dilaksanakan dengan serius dengan kata lain tidak
bolong-bolong. Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan dari kecanduan
menonton tv.
2. Membatasi acara yang ditonton anak
Dengan
memnbatasi acara yang ditonton anak maksudnya adalah menentukan acara yang
layak atau sesuai umurnya yang boleh ditonton. Seperti contoh jika anak
diberikan tontonan tiidak sesuai dengan umurnya maka hal-hal yang ditakuti oleh
orang tua akan muncul, seperti dewasa sebelum waktunya, dan lain-lain. Namun,
stasiun-stasiun tv sekarang sudah sangat jelas menampakkan di layar kaca tv
tentang umur, seperti ada tulisan “BO” dan lain-lain.
3. Mengarahkan pada kegiatan outdoor
Mengarahkan
kegiatan outdoor sama dengan
mengembangkan hobi. Dengan memilki hobi yang cukup banyak, maka sedikit demi
sedikit akan melupakan kecanduaanya terhadap tv. Usahakan kegiatan outdoor ini menyenangkan, sehingga
menarik perhatian anak untuk melakukannya lagi.
Dari dampak-dampak yang ditimbulkan
di atas kebanyakan dampak negative. Namun, kita tidak boleh melupakan
dampak-dampak positif yang ditimbulkan dari menonton tv, seperti memberikan
pengetahuan yang lebih optimal dengan cara melibatkan indra mata dan telingga,
membuka cara berpikir seseorang dalam menyikapi berbagai fenomena yang ada,
mampu mengetahui berbagai macam keadaan yang jauh tempatnya, dan yang lebih
utama lagi adalah banyak para ahli berpendapat bahwa televisi bisa digunakan
sebagai media pembelajaran guna menunjang proses pembelajaran. Sekolah-sekolah
saat ini sudah banyak menggunakan tv sebagai media pembelajaran guna menunjang
proses pembelajaran dan juga mencapai tujuan yang ingin dicapai. Namun, perlu
diingat bahwa tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan tv sebagai media
pembelajaran.
b. Cara mengatasi kecanduan Internet/games pada anak:
1. Mengembangkan hobi
Mengembangkan hobi dapat membantu menjaga pikiran dari
surfing internet. Tentunya hobi yang dikembangkan bukan hobi internetan.
Memiliki hobi tidak hanya menghemat dari bahaya kecanduan internet, tetapi juga
memiliki pengaruh positif pada kehidupan anak secara keseluruhan. Pikiran kita
selalu memerlukan sesuatu atau hal yang lain untuk tetap terlibat. Seseorang
rentan terhadap kecanduan jika ia tidak belajar bagaimana untuk melibatkan
pikiran dalam sesuatu yang berharga. Hobi bukan hanya gangguan atau pencegah
dari kecanduan, dapat mengubah keadaan pikiran anda dan dapat membuat anda
lebih bahagia. Hobi tidak hanya akan membantu anda menyingkirkan kecanduan,
tetapi juga mengubah pandangan anda terhadap kehidupan. Perlu diingat bahwa,
pengembangan hobi anak juga harus diperhatikan. Kita dapat memfasilitasi hobi
anak jika itu memang diaangap perlu (untuk keperluan lomba/diperlombakan) namun
bukan berarti hobi yang tidak diperlombakan tidak perlu memenuhi fasilitasnya,
namun kadarnya agak dikurangi. Pengembangan hobi harus dilakukan secara optimal
agar memberikan kegiatan yang lebih banyak dan sedikitnya waktu luang untuk
memikirkan ke arah intternetan lagi.
2. Bicarakan dengan anak sedini mungkin
dari hati ke hati. Tanyakan kepada anak apa yang ia rasakan saat main game? Kemudian ingatkan yang ia rasakan
dengan nilai-nilai mata pelajaran yang akhir-akhir ini ia peroleh. Dari kedua
pertanyaan itu, sambungkan pertanyaan anada ke hal yang lebih spesifik misalnya
saja tentang cita-cita yang ia ingin capai. Katakana pada anak jika ia terus
melakukan hal seperti itu, maka yang ia dapatkan hanyalah kerugian semata.
Buatlah kesepakatan dengan anak untuk membatasi waktu bermain game dan sepakati bersama tentang
hukumannya jika anak melanggarnya (tentunya perlu digaris bawahi bukan hukuman
fisik).
3. Luangkan waktu untuk bermain dengan
anak.
Sering-seringlah
para orang tua untuk meluangkan waktunya untuk anak. Jangan hanya mengurusi
pekejaan saja, namun melupakan hal yang menjadi prioritas utama anak dalam hal
“kasih sayang”. Kasih sayang tidak hanya diberikan secara materil saja
melainkan non materil. Non materil ini seperti rasa kasih sayang, rasa peduli,
dan dapat meluangkan waktu. Jangan salahkan anak jika anak lebih dekat dengan games yang ada di computer melainkan
dengan anda sendiri selaku orang tua. Jadi, orang tua yang bijaksana dapat
memberikan waktu luang untuk anak-anaknya meskipun sesibuk-sibuknya mereka.
4. Memberikan kata-kata positif kepada
anak
Memberikan kata-kata positif disini bermaksud untuk
mempertahankan/meningkatkan perilakunya, atau bisa disebut juga dengan penguatan positif.
Seperti contoh, jika ia sudah bisa sedikit demi sedikit merubah prilakunya
dalam hal bermain game berikan ia
sedikit pujian. “nah, kan lebih bagus kalau kamu tidak hanya bermain dengan
computer saja, kamu bisa bermain dengan teman-temanmu dan kamu bisa memiliki
banyak teman”. Namun, perlu diingat pujian tidak dapat diberikan setiap anak,
melainkan pada waktu-waktu tertentu saja, hal ini dikarenakan akan membuat anak
merubah tingkah lakunya berdasarkan menginginkan pujian dari orang tua bukan
berdasarkan kemauannya sendiri.
5. Mengajak anak untuk meningkatkan
spritualitasnya
Para orang tua dapat mengajak sang anak untuk beribadah
bersama ke tempat peribadatan. Tujuan utamanya adalah memberinya lingkungan
positif, hangat dan penuh perhatian. Justru disini anak membutuhkan sosok yang
ia harus teladani. Sebagai orang tua yang baik, jika ingin mengajarkan agama
kepada anak-anaknya, perlu menjadi contoh yang teladan agar mudah diteladani.
Tidak bisa hanya asal menyuruh atau mengajak namun memberikan contoh yang baik
dan real.
Hasil
Review dan komentar dari Ketut Andi Prahasta (1211031024) kelas A, PGSD
semester IV. Dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar