Air Brush Sederhana
Bermotif Daun Ketela Pohon
Seni merupakan cipta, rasa dan
karsa yang memiliki nilai keindahan. Seni juga dapat diartikan suatu imajinasi
seseorang. Pendidikan seni sekarang ini mengarah pada pendidikan seni sebagai
alat. Pendidikan bukan sebagai tujuan. Maksud dari kedua pernyataan ini adalah
pendidikan seni itu merupakan pendidikan yang mengarah sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Bukan pendidikan sebagai tujuan namun pendidikan seni sebagai
alat untuk mencapainya tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa tujuan yang
hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Pendewasaan
Diri
2. Pematangan
Kemampuan
3. Pematangan
Keterampilan
4.
Pematangan Kesiapan
Dari keempat tujuan tersebut,
pendidikan seni diharapkan mampu menjadi alat untuk menjembatani agar tercapainya
tujuan tersebut. Sekali lagi ditekankan bahwa, pendidikan seni buka sebagai
tuju8an, namun pendidikan seni sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pendidikan seni memiliki berbagai
macam jenis kegiatan di dalamnya. Berdasarkan pengalaman-pengalaman selama
mengikuti mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa, ada berbagai macam jenis
kegiatan yang dapat menciptakan suatu karya seni yaitu teknik mozaik, teknik
montase, dan teknik air brush. Teknik montase dan teknik mozaik sudah
dijelaskan pada tulisan terdahulu. Namun, pada kesempatan kali ini, penulis
akan membahas lebih mendalam tentang teknik air brush. Teknik air brush merupakan sebuah teknik seni rupa yang
menggunakan tekanan udara untuk menyemburkan cat atau pewarna pada bidang
kerja. Sebenarnya teknik air brush ini sudah
dikenal oleh masyarakat luas. Dari zaman saya SD sudah mengenal teknik air
brush ini. namun, yang menjadi persoalan kali ini adalah warna yang digunakan.
Waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya menggunakan pewarna makanan
(kesumba) untuk melakukan teknik air brush ini. sebenarnya banyak pewarna yangt
bisa digunakan dalam teknik air brush ini bisa pewarna alami dari
tumbuh-tumbuhan, pewarna makanan (kesumba), ataupun menggunakan cat air.
Tentunya dari beberapa pewarna yang sudah disebutkian tadi, memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Tentunya kita harus memilih cermat-cermat
pewarna yang akan digunakan baik itu dari segi kemudahan mendapatkan pewarnanya,
melihat warna yang dihasilkan, dan lain-lain. Kita tidak hanya melihat dari
satu sisi saja, namun kita juga memperhatikan alat-alat lainnya yang digunakan
dalam teknik air brush. Alat-alat itu seperti sikat gigi bekas, saringan tepung
atau teh, atau bisa juga sisir. Yang perlu diperhatikan dengan cermat adalah
pemilihan sikat gigi. Tidak sembarang sikat gigi dapat menghasilkan air brush
yang optimal. Menurut pengalaman saya, sikat gigi yang baik digunakan adalah
sikat gigi yang bulunya itu tidak mengumpal namun terpisah-pisah menjadi
satu-satu helai bulu sikat gigi. Hal ini dikarenakan, agar pada saat
penggosokan atau pertemuan antara bulu sikat gigi dengan saringan teh tidak
menggumpal ataupun yang lebih parahnya cat air tidak tumpah pada kertas gambar.
Selain itu, lebih dianjukan menggunakan saringan teh besi, agar mendapatkanb
hasil yang lebih maksimal. Untuk lebih memperjelas tentang teknik air brush,
saya akan jelaskan cara pembuatan air brush. Caranya sebagai berikut:
1.
Siapkan
bahan-bahan yang diperlukan seperti :
a.
Pewarna
dari makanan atau pun cat air,
b.
Kertas
gambar
c.
Pola
(dari daun/bunga, dan lain-lain)
2.
Siapkan
alat-alat yang diperlukan seperti:
a.
Sikat
gigi bekas
b.
Saringan
tepung/teh atau sisir
3. Pertama-tama
yang harus dilakukan adalah siapkan kertas gambar. Usahakan permukaan kertas
gambar harus bersih agar pada saat teknik air brush warna yang dihasilkan tidak
tercampur dengan debu ataupun kotoran, karena hal ini dapat merusak warna yang
dihasilkan
4. Kemudian
setelah itu, jika kita mau memberikan latarnya warna, kita dapat lakukan hal
tersebut terlebih dahulu sebelum menempelkan pola ke atas permukaan kertas
gambar. Namun, jika tidak menginginkan warna pada pola gambar yang disiapkan,
langsung saja menempelkan pola dan langsung melakukan teknik air brush. Namun,
yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemberian warna pada latar terlebih
dahulu. Jika warna belum kering, tidak boleh langsung ditempelkan pola, karena
akan merusak warna yang dihasilka. Pemberian warna kedua (menginginkan degrasi
warna yang berbeda) harus menunggu warna pertama kering terlebih dahulu, baru
diberikan warna yang kedua.
5. Teknik air brush lebih baik menggunakan
saringan teh yang besi, karena menghasilkan butirn-butiran warna yang lebih
kecil dibandingkan jika menggunakan sisir. Berdasarkan pengalaman, jika
menggunakan sisir butiran-butiran warna yang dihasilkan lebih besar dan kuran
terartur. Dan yang lebih parahnya, warna banyak yang menggumpal pada sisr dan
akan mengakibatkan tumpuhan warna pada kertas gambar.
Dari pemaparan di atas tentang tata
cara pembuatan karya seni dengan teknik air brush hamper sama dengan yang saya
lakukan pada karya seni yang saya ciptakan. Pada teknik air brush kali ini,
saya menggunakan pola daun ketela pohon. Langkah pertama yang saya
lakukakan dalam pembuatan karya seni ini
adalah memberilakan warna pada latar. Setelah itu menempelkan pola daun ketela
pohon. Kemudian menambahakan warna lagi. Jadi tahap pewarnaan ada dua tahapan
yaitu yang pertama warna hijau kemudian tahapan kedua memakai warna merah.
Percampuran antara warna hijau dan warna merah dapat menghasilkan warna yang
agak keunguan. Dalam teknik air brush kali ini, saya mengulang hamper sebanyak
empat kali pengulangan. Hanya karena saya kurang teliti saja. Dalam teknik ini
yang pertama harus diperhatikan adalah ketelitian. Dari pemaparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa teknik air brush kita harus memilih cermat-cermat pewarna yang akan digunakan baik itu
dari segi kemudahan mendapatkan pewarnanya, melihat warna yang dihasilkan, dan
lain-lain. Kita tidak hanya melihat dari satu sisi saja, namun kita juga
memperhatikan alat-alat lainnya yang digunakan dalam teknik air brush.
Alat-alat itu seperti sikat gigi bekas, saringan tepung atau teh, atau bisa
juga sisir. Yang perlu diperhatikan dengan cermat adalah pemilihan sikat gigi.
Tidak sembarang sikat gigi dapat menghasilkan air brush yang optimal. Menurut
pengalaman saya, sikat gigi yang baik digunakan adalah sikat gigi yang bulunya
itu tidak mengumpal namun terpisah-pisah menjadi satu-satu helai bulu sikat
gigi. Hal ini dikarenakan, agar pada saat penggosokan atau pertemuan antara
bulu sikat gigi dengan saringan teh tidak menggumpal ataupun yang lebih
parahnya cat air tidak tumpah pada kertas gambar. Selain itu, lebih dianjukan
menggunakan saringan teh besi, agar mendapatkanb hasil yang lebih maksimal.
Tulisan saya ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu saya harapkan kritik dan masukan dari semua pihak
guna mewujudkan karya tulis yang lebih baik lagi kedepnannya. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
Oleh: Ketut Andi
Prahasta_1211031024_kls: A/IV_PGSD